Minggu, Desember 19, 2010

Sia-sia

Panjul sedang bengong sendiri di kelas yang sedang riuh, Pak Bokir tidak masuk untuk mengajar.
"Pak Bokir sedang sakit" begitulah kata Tono selaku ketua kelas yang berbicara di depan. Seketika semua siswa bersorak sorai tanpa aba-aba, wajah mereka tampak bahagia bagaikan orang yang terlepas dari penderitaan. Bahkan saking gembira, ada salah seorang siswa berlari-lari di dalam kelas, melompati meja-meja, berguling-guling di lantai dan pada akhirnya jatuh pingsan setelah menabrak papan tulis. Para siswi langsung membentuk 'konferesi meja bundar', agenda pertama yaitu rapat pleno tentang materi-materi yang akan diangkat pada acara utama, yaitu gosip.


"Jul, mau hadir ga di rapat sekarang?", salah satu siswi bertanya pada Panjul.
Panjul memang sering diminta untuk menjadi penasihat 'konferensi', kata-katanya dianggap menginspirasi mereka.

"Gak, ah. Lagi males" kata Panjul sambil melihat keluar jendela.
"Oke deh, kalau mau nanti langsung gabung aja" kata siswi itu sambil melenggang pergi bak peragawati.

Tono sebagai seorang sahabat, melihat Panjul dengan penuh rasa iba. Tapi Tono berpikir kembali, mengapa dia harus iba pada Panjul. Dia kan belum tahu sebab Panjul kurang bergairah di kelas, ditambah lagi sekarang Pak Bokir tidak masuk. Tono pun menghampiri Panjul.

Tono: kenapa lu, Jul?
Panjul: oh, biasa, Ton.
Tono: biasa apaan? lu kan biasanya rame?
Panjul: lagi gak mood nih.. lagi kecewa gue...
Tono: buseet... kecewa karena apaan lu?
Panjul: harusnya sekarang kan kuis matematika, tapi Pak Bokir gak masuk. sia-sia gue semalem belajar...
Tono: enggak lah, belajar itu gak sia-sia... malah lu makin ngerti...
Panjul: gue kan udah persiapan buat kuis...
Tono: ya, gak apa-apa... palingan nanti ada kuis lagi...
Panjul: trus ini buat apaan sekarang? (Panjul mengeluarkan semua kertas contekan di bawah mejanya)
Tono: katanya lu belajar? kok masih bikin contekan?
Panjul: ya ini hasil belajar gue...
Tono: ini sih bukan belajar... bikin contekan kalo begini...

Tono meninggalkan Panjul dengan kesal, sia-sia dia pernah merasa iba pada Panjul. Sementara Panjul menghampiri para siswi yang sedang rapat dan mulai disambut meriah oleh mereka...

Tidak ada komentar: